Minggu, 30 Oktober 2011

Intipati Permata Kebenaran


Untaian mutiara keluar dari guratan sikapmu
Laksana bunda marya yang menghembuskan ruh ilahi pada isa
Disaat tak terdapat sebatangpun rengkuhan kayu
Dengan sabar kau menyimak dan memberikan alunan surga

Alunan bait kata-katamu tak pernah menggurui

Selalu mengalir bagai alunan puisi yang bisa merengkuh hati
Tak ada keangkuhan dalam nada indah bisikmu
Bagai kwan-im dengan percikan api cahaya sang budha

Pada wajahmu terlihat gambaran langit mendung itu

Menaungi dari teriknya api sang surya
Teduh…teduh…

Sesekali didalam kemendungan itu

Terbias cahaya gugusan awan menjingga
Indah…indah…

Senyuman kecerianmu selalu tersirat pada sketsa wajahmu

Kemanjaanmu setara dengan kelembutanmu
Anggun laksana bidadari dengan petikan harpa
Melukisan keindahan seorang wanita yang sesungguhnya

Kau laksana wishnu yang menjelma pada diri seorang perawan

Tak ada satupun yang boleh menghilangkan keceriaan itu

Dengan sekuat tenaga, tak kan kubiarkan cahaya itu sirna

Akan kujaga selalu sang penyelamatku

Penyelamatku dari kebekuan hati

Yang merengkuhku ke dalam pelukan sang ilahi robbi

Teruslah bersinar wahai intipati permata kebenaran

Badai sekeras batupun pasti kan bisa kau lalui
Karena kau adalah dewi amourku
Kau kuat dengan kelembutanmu
Dan anggun dengan kokohnya jiwamu

Selalulah berikan kilauan permatamu

Kepada orang-orang yang selalu berusaha untuk menjaga percikanmu

Bogor, 27 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar