Minggu, 30 Oktober 2011

Sang Bidadari Senja

Senja dan kemisteriannya
Wajah datang terhempas ombak dan terkais air laut..
Jiwapun terlihat semakin samar memudar..

Tiada batasan waktu dalam sebuah lingkaran yang hening..
Karena senyuman sang api telah menyentuh sebuah dinding luka
Kemudian menyingsing..

Ada duka dalam luka yang terlempar ke dalam kawah cakra
Tersembunyi bagai rahasia perawan suci
Dengan pedang yang terseselip pada ujung sayap sepi

Anginpun datang dari lembah gunung
Menggores batu-batu dengan masa lalu..
Memandangi tebing-tebing sunyi,
untuk merayumu memasuki pintu misteri

Sayap-sayap jiwamu sudah cukup terluka
dan tetesan darahmu telah membasahi senja..

Teriakkanlah sunyimu dengan nyanyian matahari wahai permata...!

Lihatlah laut didepanmu bergolak..
Mendebur dengan irama yang tak pasti..
dan bernyanyi dengan melodi bernada sakti..

Bangunkan jiwa-jiwa yang terdiam
Pecahlah wahai sang batu bernyawa..
Karena kau adalah bidadari senjakala,

Menarilah..menari untuk cahaya sang surya
Lahirkanlah jinggamu nan teduh
tarikanlah tarian sukmamu nan mendayu
dan Teriaklah, teriaklah,
bagai sang camar dilangit senja

tak perlu ada tangis dan tawa,
Redalah, Reda!
Karena sang waktu terus menggilas..

Ada rahasia dalam tabir gelap yang dilalui
jejak-jejak yang tertinggal, menyimpan sebuah misteri...

Dan yakinlah, kau akan menjadi sekeping hati kehidupan..
Dengan intipati dari permata kebenaran yang ada pada dirimu..


Bogor, 28 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar